Bandar Lampung, 29 November 2010 — Dewan Kesenian Lampung (DKL) berhasil menyelenggarakan Lampung Arts Festival (LAF) 2010 pada 23–28 November 2010 di Taman Budaya Lampung. Festival ini menampilkan berbagai kegiatan seni, antara lain lomba baca puisi bahasa Lampung, pameran foto bertema transformasi, lomba mewarnai, serta pergelaran seni dan cangget bakha.
Selain pentas seni, LAF 2010 juga menghadirkan seminar dan silaturahmi Dewan Kesenian provinsi se-Indonesia pada 24–26 November 2010 di Hotel Arinas, Bandar Lampung. Seminar tersebut menghadirkan Taufik Abdullah (sejarawan/budayawan) dan Firman Ikhsan (Ketua DKJ) yang membahas peran dan fungsi Dewan Kesenian dalam kebangkitan seni di Indonesia.
Ketua Umum DKL, Syafariah Widianti, menyampaikan bahwa LAF 2010 merupakan program unggulan sekaligus penutup kepengurusan DKL periode ini sebelum musyawarah daerah. “Festival ini bukan hanya ruang apresiasi seni, tetapi juga momentum silaturahmi nasional untuk memperkuat posisi Dewan Kesenian,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Harian DKL, Syaiful Irba Tanpaka, menekankan pentingnya silaturahmi ini sebagai upaya menggagas terbentuknya Dewan Kesenian Indonesia (DKI) sebagai wadah koordinasi nasional. “Kami berharap dari forum ini lahir rekomendasi bagi pemerintah mengenai payung hukum yang lebih kuat bagi Dewan Kesenian,” jelasnya.Seluruh rangkaian acara berjalan sukses dengan partisipasi aktif seniman Lampung dan tamu undangan dari berbagai provinsi. Sekretaris Umum DKL, Hary Jayaningrat, menyampaikan apresiasi atas antusiasme peserta. “Kegiatan ini membuktikan bahwa Lampung terus hidup sebagai salah satu pusat kreativitas seni di Indonesia,” katanya.